Kredit Macet Indonesia Dinilai Bisa Rugikan Satu Negeri

Foto:Lokkoledo
LOKKOLEDO-- Non Performing Loan (NPL) yang biasa terjadi di bank-bank dikarena kredit macet. Kendati hal tersebut tidak terlalu asing di Indonesia, namun hal tersebut dinilai sangat berpengaru terhadap bank-bank negara.

Pasalnya jika NPL tinggi berarti bank dalam kondisi bermasalah. Sebaliknya NPL yang rendah menandakan bank itu sehat. Dampak NPL yang tinggi akan membuat modal bank semakin mengecil. Sedikitnya modal bank akan membuat bank sulit menyalurkan pinjaman ke debitor lain yang membutuhkan dana. Ujung-ujungnya, para debitor bakal kesulitan mendapatkan pinjaman.

Maka dari itu, bank berusaha keras menekan angka NPL seminimal mungkin dengan menghilangkan kredit macet. Sebab jika pengemplangan utang atau tidak membayar utang dari bank, sama saja membahayakan kehidupan orang satu negeri.

Pasalnya, hal ini, sudah pernah terjadi di Korea Selatan pada 2003. Kartu kredit menjadi biang krisis keuangan di Negeri Ginseng itu. Penggunaan kartu kredit secara berlebihan sebagai alat utang membawa masalah serius. Kurangnya hati-hati penerbit dalam memberi fasilitas kartu kredit ikut andil dalam krisis ekonomi di Korea Selatan.

Dan hal seperti ini dinilai akan mengancam keuangan di Tanah Air tercintah ini. Karena Masalah kredit macet di Indonesia bisa saja terlihat dari NPL kartu kredit. Pada 2011 silam, NPL kartu kredit atau nilai tagihan yang masuk kategori kurang lancar, diragukan, dan macet sebesar 4,26 persen. Angka itu lebih tinggi dari NPL rata-rata perbankan sebesar 2,55 persen maupun NPL kredit konsumsi di angka 1,85 persen. Demikian dilansir dari laman resmi.

0 Response to "Kredit Macet Indonesia Dinilai Bisa Rugikan Satu Negeri"

Post a Comment