Jamsos Indonesia, Dikategorikan Sistem Jamsos Terbesar di Dunia

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri

NEWS-- Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri menghadiri International Seminar On Social Security Reform, di Bali (19/8). Setibanya di acara, Hanif disambut Dirut BPJSTKinfo Evyln G Masassya, Nusa Dua, Bali.

Sambutan pertama, Hanif menyapa Presiden ISSA Mr. Errol Frank Stoove dan para peserta seminar dari berbagai negara. Usai itu, Hanif membeberkan beberapa poin tentang terobosan Pemerintah dalam melakukan reformasi jaminan sosial, yang terintegrasi dalam satu sistem jaminan sosial nasional yang merupakan upaya Negara dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Untuk menembus seluruh lapisan masyarakat dalam menerapkan hal tersebut, lanjutnya, maka harus disesuaikan dengan pelaksanaan UUD 45 Pemerintah, yang telah didesain sesuai program jaminan sosial.

Menurutnya, pada juli 2015, telah diresmikan operasional penuh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan untuk (BPJS Ketenagakerjaan). Dengan adanya program tersebut maka kepedulian negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat bisa dapat terwujudkan.

Pasalnya, dalam BPJS Ketenagakerjaan tersebut terdapat empat mandat program, diantaranya Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua yang mencakup seluruh pekerja formal dan informal.

Hanif mengatakan Reformasi Sistem Jamsos di Indonesia, dikategorikan sebagai sistem jamsos terbesar di dunia". Kendati demikian, reformasi ini, ada banyak hal yang perlu diperbaiki.

Untuk itu, dirinya akan mendorong program jamsos agar mendapat dukungan secara lintas-sektor. Baik sektor dalam hal pengembangan dana jaminan sosial, perluasan kepesertaan, penegakan hukum serta peningkatan manfaat. Namun terlebih dahulu dirinya akan menciptakan & memiliki sistem yang lebih efektif dan efisien.

Diapun berharap BPJS Ketenagakerjaan mampu meningkatkan kapasitas organisasi, menjaga konsistensi dan bekerja lebih keras untuk mencapai universal coverage. Sebab, BPJS Ketenagakerjaan bisa memberi lowongan kompetensi, kapasitas dan kemampuan untuk mengantisipasi, masalah sosial dan tantangan yang timbul di masa depan.