![]() |
Lokkoledo |
A. Defenisi Psikologi Agama
Psikologi: ilmu yang meneliti dan mempelajari sikap dan tingkah laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan yang ada di belakangnya. (Dirjen Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI, 2012).
Agama: ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia, yang berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca indera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari. (Harun Nasution dalam Modul Psikologi Agama Kementerian Agama RI, 2012).
Psikologi Agama: cabang ilmu psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan pengaruh usia masing-masing. (wikipedia).
B. Defenisi Usia dan Perkembangan Moral
Perkembangan Moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. (Firman Lubis dan Trianingsih, Universitas Negeri Malang, September 2013)
Perkembangan moral sesuai usia dibedakan dalam 13 tahap diantaranya:
Jiwa keagamaan adalah keinginan dan kebutuhan manusia yang bersifat universal yang melebihi kebutuhan lainnya bahkan kebutuhan kekuasaan, merupakan kebutuhan kodrati berupa keinginan untuk mencintai dan dicintai Tuhan (Dirjen Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI, 2012)
Sumber kejiwaan agama ini ada 2 teori yaitu Monistik dan Fakulti (Faculty theory).
C. Defenisi Jiwa Keagamaan
1. Teori Monistik : yang menjadi sumber kejiwaan agama adalah satu sumber kejiwaan.
Pendapat Ahli:
- Thomas Van Aquino: berpikir
- Fredrick Hegel: satu pengetahuan yang sungguh2 benar dan tempat kebenaran abadi
- Fredrick Schleimacher: rasa ketergantungan yang mutlak
- Rudolf Otto: rasa kagum yg berasal dari the wholly other
- Sigmund Freud: libido sexuil (naluri seksual)- oidipoes complex father image (penyesalan, dosa, pemujaan)
- William Mac Dougall: kumpulan dari beberapa instink
2. Teori Fakulti: sumber kejiwaan agama terdiri dari cipta (reason), rasa (emotion) dan karsa (will).
Pendapat Ahli:
Pendapat Ahli:
- G.M. Straton: konflik kejiwaan manusia, dikotomi -rasa agama
- Zakiah Daradjat: selain kebutuhan jasmani dan rohani, adanya kebutuhan keseimbangan agar tidak mengalami tekanan -kasih sayang, aman, kebanggaan, bebas, sukses dan ingin tahu.
- W.H. Thomas: The Four Wishes (4 macam keinginan) - keselamatan (security), penghargaan (recognation), ditanggapi (response), pengetahuan/pengalaman (new experience).
D. Jiwa Keagamaan sesuai Usia
Perkembangan moral ada 13 tahap dimana ada pertumbuhan moral yang sangat cepat pada usia anak dan bersikap relatif tetap pada dewasa.
Pembahasan perkembangan keagamaan sesuai usia akan dibatasi dalam 3 tahap yaitu anak, remaja dan dewasa.
1.1 Jiwa Keagamaan pada Anak
Anak dilahirkan dalam keadaan lemah, namun mempunyai kemampuan bawaan yang bersifat laten, sehingga memerlukan bimbingan dan pemeliharaan yang mantap.
Teori pertumbuhan agama pada anak:
Rasa ketergantungan (sense of defende) oleh W.H Thomas dengan The Four Wishes: melalui pengalaman dan lingkungan terbentuklah rasa keagamaan pada anak.
Instink keagamaan oleh Woodworth: bayi lahir sudah memiliki beberapa instink termasuk instink keagamaan.
Perkembangan agama pada anak ada 3 tingkatan (The Development of Religious on Children, Enest Harms):
- The fairy Tale Stage (Tingkat dongeng): konsep Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi (usia 3 – 6 th)
- The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan): ide ke-Tuhanan anak berdasrkan pada kenyataan (usia masuk SD hingga ‘adolesence’)
- The Individual Stage (Tingkat Individu), terbagi atas 3 golongan yaitu konvensional & konservatif, murni (bersifat personal) dan humanistik (agama menjadi etos humanis dalam menghayati ajaran agama).
Sikap & minat keagamaan pada remaja sangat kecil, tergantung pada lingkungan dan masa kecilnya. Penelitian Howard Bell dan Ross di Maryland menunjukan hanya 45% remaja yang taat ke gereja (dibandingkan dnegan minat terhadap ekonomi, keuangan, materiil dan sukses pribadi sebesar 73%).
Menurut W-Starbuck ada keraguan dan konflik dalam beragama yang dipengaruhi oleh faktor:
Menurut W-Starbuck ada keraguan dan konflik dalam beragama yang dipengaruhi oleh faktor:
- Kepribadian, yang menyangkut salah tafsir dan jenis kelamin. Kegagalan akan membuat salah persepsi. Wanita lebih cepat matang dan keraguannya bersifat alami dan lebih kecil jumlahnya.
- Kesalahan organisasi keagamaan dan pemuka agama.
- Pernyataan kebutuhan manusia: rasa ingin tahu (curiosity)
- Kebiasaan ragu menerima kebenaran ajaran yang baru diterimanya
- Pendidikan: terpelajar lebih kritis
- Percampuran antara agama dan mistik
1.2 Jiwa Keagamaan pada Dewasa
Usia mulai 20 tahun, sudah mengetahui tentang tanggung jawab dan menyadari kehidupan.
Ciri-ciri jiwa keagamaan usia dewasa (Muh. Yunus,STAIN Pare-pare, 2012) :
1) Menerima kebenaran agama berdasarkan pemikiran matang, bukan ikut-ikutan.
2) Cenderung relaistis, norma-norma agama diterima dalam sikap dan tingkah laku.
3) Bersikap positif, mempelajari dan memperdalam ajaran agama.
4) Tingkat ketaatan berdasarkan pada pertimbangan dan tanggung jawab diri sehingga tercermin dalam sikap keberagamaan.
5) Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas.
6) Lebih kritis terhadap ajaran agama berdasarkan pada pikiran dan hati nurani.
7) Terlihat pengaruh pribadi dalam menerima ajaran agama
8) Menghubungkan masalah keagamaan dan sosial serta lembaga sosial kegamaan.
Masalah keberagamaan menurut Lewiss Sherril (dikutip oleh Muh. Yunus):
- Memilih arah hidup dan menghadapi godaan yang ada (dewasa awal).
- Mencapai pandangan hidup yang matang dan utuh yang menjadi dasar pengambilan keputusan yang konsisten (dewasa tengah)
- Minat dan kegiatan beragama berkurang, lebih bersifat pasrah dan ‘kurang’ rumit.
Sumber Pustaka
Tim Penyusun Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Psikologi Agama, Jakarta, 2012.
www.wikipedia.com 24 September 2015 jam 05.00
Firman Lubis dan Trianingsih (www.slideshare.net 24 September 2015 jam 04.30)
Muh. Yunus, Ilmu Jiwa Agama, STAIN, 2012 (nhunu-ilmujiwaagama.blogspot.com 24 September 2015 jam 07.00)
Tim Penyusun Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Psikologi Agama, Jakarta, 2012.
www.wikipedia.com 24 September 2015 jam 05.00
Firman Lubis dan Trianingsih (www.slideshare.net 24 September 2015 jam 04.30)
Muh. Yunus, Ilmu Jiwa Agama, STAIN, 2012 (nhunu-ilmujiwaagama.blogspot.com 24 September 2015 jam 07.00)
0 Response to "Psikologi Agama Usia dan Perkembangan Moral dan Jiwa Keagamaan"
Post a Comment