Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis |
LOKKOLEDO-- Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan telah membuat unit khusus untuk menganalisa nama-nama Indonesia dalam dokumen Panama Papers. Setelah melakukan audit ternyata ditemukan Nama Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis.
Harry tercatat sebagai pemilikperusahaan Sheng Yue International Limited. Awalnya Harry menolak terkait nama tersebut namun,setelah didesak akhirnya dia mengakui. Menurut Harry, perusahaan itu dibentuk atas permintaan anaknya yang juga memiliki pasangan warga negara asing asal Chile untuk memiliki usaha bersama.
"Anak saya meminta agar membuat usaha (keluarga), saya daftarkan," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 12 April 2016.
Dalam catatan pemerintah Mossack Fonseca, Panama, Harry tercatat sebagai direktur di Sheng Yue International Limited sejak 2010, Dan hingga sekarang belum ada catatan yang mengatakan pengunduran dirinya.
Pria yang kerab getol menuduh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sebagai orang korupsi tersebut, dinilai memiliki data 79 persen terdaftar di Panama Pampers. Hal ini dikatakan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
"ada 79 persen kecocokan antara data yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pajak dengan data yang disebutkan Panama Papers," kata dia kepada Katadata, Selasa, 12 April 2016.
Akibat, data tersebut beberapa pertanyaan muncul dari Para pendukung Ahok. Menurutnya pria yang kerap menuduh Ahok korupsi justru masuk skandal dulua.
"Getol tuduh orang, tapi malah duluan masuk skandal. Dari mana duitnya?,Maling pengemplang pajak jd ketua bpk ya ngaco semua, " kata Heri Setiawan salah satu pengguna Mensos.
Hal senada juga dikatakan, Mahasiswa Jurusan Business International di Universitas Indonesia, Mohamad Arizan Rachmatillah. Menurutnya, tidak pantas seorang ketua BPK memiliki SPV di Panama.
"Dari segi etika saja tidak pantas seorang ketua BPK memiliki SPV di Panama, apakah untuk tujuan menampung dana pinjaman apalagi klu buat transfer pricing mengajali pajak, atau lebih jauh lg klu sampai utk memarkir dana2x baik yg jelas atau apalagi yg tdk jelas sumbernya. Sebaiknya ketua lembaga apalagi badan pemeriksa keuangan harus bersih dari hal2xspt ini," kata dia, rabu 13 April 2016.
Manatan mahasiswa STIE BANK BPD JATENG SEMARANG, Har juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya tidak pantas jika hanya karena alasan anak seorang pejabat negara menghindarkan diri dari pajak.
"Setuju dengan sdr. Mohamad AR, apapun alasannya (apalagi alibi) demi anak, besan, mantu atau setan sekalipun yang dilakukan Ketua BPK tidak etis dan mencederai asas kepatutan bagi penyelenggara negara, apalagi dg tujuan menghindari pajak, sementara secara kelembagaan BPK profesional dan sangat ketat dalam mengawasi keuangan publik," kata dia seperti dirilis Lokkoledo, Rabu 13 April 2016.
Seperti diketahui, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis sebelumnya kerap menantang Ahok karena alasan korupsi lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Namun setelah diperiksa KPK Selasa kemarin, Ahok tidak terbukti bersalah.
Dan taklama kemudia, media merilis bahwa Harry, Ketua BPK tercatat dalam daftar yang bocor dari firma hukum Mossack Fonseca, Panama Papers.
Harry tercatat sebagai pemilikperusahaan Sheng Yue International Limited. Awalnya Harry menolak terkait nama tersebut namun,setelah didesak akhirnya dia mengakui. Menurut Harry, perusahaan itu dibentuk atas permintaan anaknya yang juga memiliki pasangan warga negara asing asal Chile untuk memiliki usaha bersama.
"Anak saya meminta agar membuat usaha (keluarga), saya daftarkan," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 12 April 2016.
Dalam catatan pemerintah Mossack Fonseca, Panama, Harry tercatat sebagai direktur di Sheng Yue International Limited sejak 2010, Dan hingga sekarang belum ada catatan yang mengatakan pengunduran dirinya.
Pria yang kerab getol menuduh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama sebagai orang korupsi tersebut, dinilai memiliki data 79 persen terdaftar di Panama Pampers. Hal ini dikatakan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
"ada 79 persen kecocokan antara data yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pajak dengan data yang disebutkan Panama Papers," kata dia kepada Katadata, Selasa, 12 April 2016.
Akibat, data tersebut beberapa pertanyaan muncul dari Para pendukung Ahok. Menurutnya pria yang kerap menuduh Ahok korupsi justru masuk skandal dulua.
"Getol tuduh orang, tapi malah duluan masuk skandal. Dari mana duitnya?,Maling pengemplang pajak jd ketua bpk ya ngaco semua, " kata Heri Setiawan salah satu pengguna Mensos.
Hal senada juga dikatakan, Mahasiswa Jurusan Business International di Universitas Indonesia, Mohamad Arizan Rachmatillah. Menurutnya, tidak pantas seorang ketua BPK memiliki SPV di Panama.
"Dari segi etika saja tidak pantas seorang ketua BPK memiliki SPV di Panama, apakah untuk tujuan menampung dana pinjaman apalagi klu buat transfer pricing mengajali pajak, atau lebih jauh lg klu sampai utk memarkir dana2x baik yg jelas atau apalagi yg tdk jelas sumbernya. Sebaiknya ketua lembaga apalagi badan pemeriksa keuangan harus bersih dari hal2xspt ini," kata dia, rabu 13 April 2016.
Manatan mahasiswa STIE BANK BPD JATENG SEMARANG, Har juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya tidak pantas jika hanya karena alasan anak seorang pejabat negara menghindarkan diri dari pajak.
"Setuju dengan sdr. Mohamad AR, apapun alasannya (apalagi alibi) demi anak, besan, mantu atau setan sekalipun yang dilakukan Ketua BPK tidak etis dan mencederai asas kepatutan bagi penyelenggara negara, apalagi dg tujuan menghindari pajak, sementara secara kelembagaan BPK profesional dan sangat ketat dalam mengawasi keuangan publik," kata dia seperti dirilis Lokkoledo, Rabu 13 April 2016.
Seperti diketahui, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis sebelumnya kerap menantang Ahok karena alasan korupsi lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Namun setelah diperiksa KPK Selasa kemarin, Ahok tidak terbukti bersalah.
Dan taklama kemudia, media merilis bahwa Harry, Ketua BPK tercatat dalam daftar yang bocor dari firma hukum Mossack Fonseca, Panama Papers.
Warga Jakarta akan Rugi, korupsi akan meraja lela, jikalau masyarakat tidak mendukung AHOK. Saat ini para koruptor sedang gencar-gencarnya menghalagi AHOK, tetapi kebenaran akan terbukti, dan rakyat lebih percaya Ahok akan menang dalam pemilihan Gobernur periode II
ReplyDelete