Bentrok TNI-Polri Polewali Mandar |
LOKKOLEDO-- Puluhan anggota TNI dan polri di Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat terlibat bentrok, Minggu petang, 30 Agustus 2015. Akibat kejadian ini, satu anggota TNI dari Yonif 721 Majene bernama Prada Yuliadi meninggal dunia karena terkena tembakan di bagian perut. Sementara satu anggota polisi dari Polres Kota Polewali Mandar terluka parah dan harus mendapatkan perawatan intensif di RS setempat.
Berdasarkan hasil pendataan, Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan sarana dan prasarana milik kepolisian ikut dibakar. Menurutnya dari pembakaran itu, terdapat 1 pos polisi di Palippis, 1 mobil boks milik Kepolisian Resor Polewali Mandar, dan 6 sepeda motor dinas.
Di samping itu, terdapat satu sepeda motor yang merupakan barang bukti dan satu sepeda motor milik anggota kepolisian. "Pos polisi Palippis dan enam sepeda motor dibakar habis. Lalu mobil dirusak, pecah kaca depan dan samping. Juga ada sepeda motor barang bukti dan sepeda motor milik anggota kepolisian," ucap Barung, Senin, 31 Agustus 2015. Di samping itu, dua polisi terluka di bagian kepala dan lebam pada muka.
Barung menuturkan pihaknya masih bersama Komando Daerah Militer VII/Wirabuana akan melakukan penyelidikan ihwal perkara pokok berupa penembakan yang menewaskan prajurit TNI tersebut. Di samping penyidik kepolisian, TNI tentunya akan menerjunkan Polisi Militer guna mengusut kasus itu. Hasil penyelidikan nantinya merupakan domain pihak pimpinan untuk mengeksposnya.
Kasus penembakan itu diawali pertengkaran yang melibatkan anggota patroli bermotor Polres Polewali Mandar dengan salah seorang anggota Kodim 1401/Majene, Prajurit Kepala Laksmono. Laksmono bersama temannya sedang menonton balapan road race. Karena memasuki lintasan balapan, Laksmono ditegur dan didorong anggota kepolisian itu.
Saat Laksmono menyampaikan bahwa dia merupakan anggota TNI, korban didatangi dan dipukuli polisi itu. Perkelahian pun tidak terhindarkan. Beruntung, Kepala Polres Polewali Mandar dan pihak Kodam VII/Wirabuana langsung ke TKP dan melerai perkelahian. Kedua pihak yang bertikai pun langsung didamaikan.
Berselang dua jam kemudian, terdengar letusan di area sirkuit, tapi bukan di lokasi pertama. Saat dilakukan pemeriksaan, anggota Kompi B Batalion Infanteri 721/Makkasau, Prajurit Dua Yuliadi, sudah ditemukan bersimbah darah dengan luka tembak pada bagian perut sebelah kiri. "Setelah terjadi tembakan, korban coba dibawa ke rumah sakit tapi sudah tidak tertolong," ucap Kepala Staf Kodam VII/Wirabuana Brigadir Jendral TNI Kurnia Dewantara.
Jenazah Prada Yuliadi rencananya akan dimakamkan hari ini di kampung halamannya di Dusun Kading, Desa Wae Kecce'e, Kecamatan Lapri, Kabupaten Bone, pukul 12.30 Wita, Senin, 31 Agustus 2015. Pemakaman Pratu Yuliadi dilakukan secara militer dan rencananya akan dihadiri langsung oleh Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar.
Kepala Penerangan Masyarakat (Kapenrem) Korem 141 Toddopuli Mayor Rudi menuturkan pemakaman militer akan dilakukan hari ini di rumah kediaman Prada Yuliadi. Almarhum merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Dire dan Hj Wati. "Pukul 12.30 Wita nanti akan dikebumikan. Jajaran Korem 141 Toddopuli sudah di lokasi terlebih dahulu untuk mensterilkan lokasi," kata Mayor Rudi.
Barung menuturkan pihaknya masih bersama Komando Daerah Militer VII/Wirabuana akan melakukan penyelidikan ihwal perkara pokok berupa penembakan yang menewaskan prajurit TNI tersebut. Di samping penyidik kepolisian, TNI tentunya akan menerjunkan Polisi Militer guna mengusut kasus itu. Hasil penyelidikan nantinya merupakan domain pihak pimpinan untuk mengeksposnya.
Kasus penembakan itu diawali pertengkaran yang melibatkan anggota patroli bermotor Polres Polewali Mandar dengan salah seorang anggota Kodim 1401/Majene, Prajurit Kepala Laksmono. Laksmono bersama temannya sedang menonton balapan road race. Karena memasuki lintasan balapan, Laksmono ditegur dan didorong anggota kepolisian itu.
Saat Laksmono menyampaikan bahwa dia merupakan anggota TNI, korban didatangi dan dipukuli polisi itu. Perkelahian pun tidak terhindarkan. Beruntung, Kepala Polres Polewali Mandar dan pihak Kodam VII/Wirabuana langsung ke TKP dan melerai perkelahian. Kedua pihak yang bertikai pun langsung didamaikan.
Berselang dua jam kemudian, terdengar letusan di area sirkuit, tapi bukan di lokasi pertama. Saat dilakukan pemeriksaan, anggota Kompi B Batalion Infanteri 721/Makkasau, Prajurit Dua Yuliadi, sudah ditemukan bersimbah darah dengan luka tembak pada bagian perut sebelah kiri. "Setelah terjadi tembakan, korban coba dibawa ke rumah sakit tapi sudah tidak tertolong," ucap Kepala Staf Kodam VII/Wirabuana Brigadir Jendral TNI Kurnia Dewantara.
Jenazah Prada Yuliadi rencananya akan dimakamkan hari ini di kampung halamannya di Dusun Kading, Desa Wae Kecce'e, Kecamatan Lapri, Kabupaten Bone, pukul 12.30 Wita, Senin, 31 Agustus 2015. Pemakaman Pratu Yuliadi dilakukan secara militer dan rencananya akan dihadiri langsung oleh Panglima Kodam VII/Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar.
Kepala Penerangan Masyarakat (Kapenrem) Korem 141 Toddopuli Mayor Rudi menuturkan pemakaman militer akan dilakukan hari ini di rumah kediaman Prada Yuliadi. Almarhum merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Dire dan Hj Wati. "Pukul 12.30 Wita nanti akan dikebumikan. Jajaran Korem 141 Toddopuli sudah di lokasi terlebih dahulu untuk mensterilkan lokasi," kata Mayor Rudi.
0 Response to "Bentrok TNI-Polri di Polewali Mandar"
Post a Comment