Dua Anggota Tim 9 Parisada Jadi Kecaman Warga Bali

Tim 9 Parisada
LOKKOLEDO-- Hampir tiga tahun belakangan polemik Proyek Reklamasi teluk Benoa Kawasan Suci Umat Hindu Bali belum menemui titik terang. Meski terjadi penolakan mentah-mentah dari masyarakat Bali, namun beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab tetap bersikuku melaksanakan Reklamasi.

Akibat dari hal tersebut, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat akhiranya memutuskan untuk membuat Tim dengan formasi sembilan sulinggih (Tim 9 Sulinggih) yang di ketua tim pengkajian, Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda, di Jakarta, 23-25 Oktober 2015.

Pembentukan TIM 9 ini bertujuan untuk mengkaji kesucian Teluk Benoa. Selain itu Tim 9 Sulinggih juga bertugas mengkaji Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di luar KSPN selain Besakih Gunung Agung dan sekitarnya.

KSPN di luar dari KSPN Besakih Gunung Agung dan sekitarnya, telah dinyatakan tegas agar didrop dari PP No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, seperti tertuang dalam Keputusan NOMOR:01/PASAMUHAN SABHA PANDITA/PHDI/X/2013 TENTANG PANDANGAN DAN SIKAP TERHADAP PENETAPAN KAWASAN BESAKIH-GUNUNG AGUNG DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN).

Pesamuhan Sabha Pandita merupakan musyawarah para Pandita Hindu guna merumuskan prinsip-prinsip dasar kehidupan beragama umat Hindu.

Namun setelah berlangsung beberapa bulan keluar Draft baru mengenai Keputusan tentang KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) dan Kawasan Teluk Benoa yang memunculkan kontroversi.

Pasalanya, dalam KSPN tersebut terdapat perubahan pada penetapan "Kawasan Teluk Benoa Sebagai Kawasan Suci Umat Hindu di Hilangkan Pada kata Suci.

"Ada Draft Baru kawasan Teluk Benoa Beredar. Kata Suci Dihilangkan. Saya tetap berpegang pada Keputusan Pasamuhan, bahwa Kawasan Teluk Benoa adalah Kawasan Suci," Tolak Ida Pandita Siwa Budha untuk menandatangani Darft tersebut, Selasa (26/4/2016).

Akibat penghilangan tersebut (kata Suci), Dua anggota Tim 9 yang merupakan penyodor dari Draft KSPN menjadi kecaman Masyarakat. Pasalnya Setelah sebelumnya tidak sukses mengancam para sulinggih yg kontra reklamasi, Sekarang malah main halus dan bergerilia.

"Beliau ini meyamakan lembaga PHDI dengan lembaga DPRD dimana nama beliau pernah di besarkan. Kenapa nggak ingat sama Catur Asrama rambut sdh dua warna seharusnya lebih banyak ke Hyang Widhi dari pada Dunia. Apalagi seorang Acarya yg mengerti akan Tri Guna, Tri Hita Karana dan Tri Kaya Parisudha. Apa semua hanya menjadi teori saja? Apakah untuk menjadi seorang Pandita hanya diukur dari pengetahuannya saja? Bukan dari tingkah lakunya? Apakah Pandita hanya menjadi sebuah label belaka? Apakah PHDI menjadi organisasi yg berorientasi pada profit dan jabatan? Sehingga banyak orang berebut untuk duduk disana dgn segala cara. Kuatirnya suatu saat nanti PHDI dikuasai oleh orang2 yg casingnya Pandita tapi dalamnya KW," kata Patria Jasha, dalam Akun Facebooknya.

Seperti diketahui, sebelumnya tersebar daft baru KSPN Kawasan Teluk Benoa tampa Kata "Suci" yang disodorkan oleh Achyarya Agni Yogananda dan Rsi Agni Jayamukti yang merupakan anggota Tim 9.

Daft tersebut disodorkan ke Wakil-wakil Dharma Adyaksa untuk mencari tanda tangan dukungan guna Keputusan Pasamuhan Sabha Pandita Parisada, 9 April 2016. Namun, ketika disodorkan ke Ida Pandita Siwa Budha, langsung ditolak karena terdapat perubahan tampa kata SUCI.

Beberapa Wakil Dharma Adyaksa seperti Ide Pedande Gde Bang Buruan Manuaba, Ida Mpu Siwa Putra Parama Daksa dan Ida Rsi Bujangga Hari Anom Palguna, disebut menandatangani keputusan tersebut, ketika disodorkan ke Mpu Siwa Budha Daksa Darmita. Namun, ketika dikonfirmasi tentang hal itu, mereka mengaku membubuhkan tandatangan, karena tidak dibacakan dan tidak pula diberikan foto kopi salinannya.

0 Response to "Dua Anggota Tim 9 Parisada Jadi Kecaman Warga Bali"

Post a Comment