Wedakarna Bersama Pejabat Pemkab Jembrana Saat Meninjau Pura Jagatnatha Untuk Kebun Raya |
LOKKOLEDO-- Dalam sejarah Bali, wilayah Jembrana yang kala itu disebut sebagai daerah Jimbarwana selalu dikenal sebagai benteng pertahanan dari adat dan agama Hindu di Bali. Pada saat zaman Bali Kuno, para Dang Hyang dan Maharesi sebelum menuju timur Bali, para leluhur menanamkan panca datu diwilayah Jembrana sebagai paku jagat Bali Dwipa.
Di zaman Majapahit, dalam Serat Darmo Gandul yang menceritakan kisah Raja Majapahit Prabu Brawijaya V yang kala itu ingin menyebrang Bali dari pantai Blambangan untuk meminta bantuan Kerajaan Bali untuk merebut tahta Siwa Budha yang sudah dikuasai Raden Patah dan Sunan Kalijaga. Saat itu, pasukan kerajaan Bali sudah siap menjaga pantai di wilayah Jimbarwana, siap siaga menghadapi pasukan Kesultanan Demak.
Dizaman penjajahan Belanda, akibat adanya kebijakan larangan bagi kaum Misionaris ke Bali oleh pemerintah Kerajaan Belanda, menjadikan pelabuhan Jembrana menjadi tempat heroik dalam menjaga Bali. Dan kini, masa depan Bali tergantung pada Jembrana mempertahankan dirinya dari serbuan krama dauh tukad dan dauh selat apalagi dengan isu Islamic State (ISIS) yang mengancam ideologi Pancasila. Inilah yang disampaikan oleh Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III saat mengunjungi Kabupaten Jembrana.
"Sejumlah program yang akan didukung DPD RI untuk Jembrana diantaranya pembangunan kebun raya (taman bebantenan) disekitar Pura Agung Jagatnatha, nanti dengan LIPI kita akan komunikasi, Selain itu harapan agar Pemkab segera membangun sekolah Hindu baik TK,SD,SMP,SMA sesuai Permenag Tahun 2014. Jangan sampai di Jembrana ini tidak ada sekolah Hindu padahal sekolah Islam dan Kristen ada dimana mana. Harusnya Pemkab harus jengah juga. Lima tahun pemerintahan 2010-2015 dirasa kurang sentuhan untuk pembangunan Hindu. Jangan sampai Jembrana diplesetkan jadi Banyuwangi kedua dalam artian warga asli pribumi akan tergusur dari pembangunan. Jadi simbol Hindu akan sangat penting, ini semua wujud melestarikan ajaran Bung Karno yakni Jangan Sesekali Melupakan Sejarah (Jas Merah)," ungkap Gusti Wedakarna putra tokoh besar PNI asal Jembrana yakni Shri Wedastera Suyasa, Selasa 14 Jini 2016.
Selain simbol Hindu, Senator Wedakarna juga harus mewaspadai kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang jadi bahaya laten komunis.
"Saya dapat laporan dari masyarakat bahwa penting ada kewaspadaan kebangkitan PKI di Bali khususnya di Jembrana. Saya ingatkan perjuangan kaum PNI, kaum Sukarnois di Jembrana yang pada masa G30S 1965 berjuang keras untuk melawan PKI. Sekarang saya baca embrio ini sudah mencoba bangkit ditanah air. Maka waspadalah, ingat sejarah bahwa Jembrana pernah jadi ladang pembantaian PKI terbesar di Bali. Mari kita rapatkan barisan," ungkap Gusti Wedakarna.
Dalam waktu dekat, Wedakarna akan mendukung pembuatan buku sejarah terkait Gerakan Tameng Marhaen Tumpas PKI di Jembrana.
"Saya kira sejarah harus ditegakkan terutama sejarah heroik Jembrana dalam menegakkan Pancasila. Ada dua ideologi yang harus diwaspadai di Bali yakni PKI dan ISIS. Mereka serupa tapi tak sama," ungkap Gusti Wedakarna yang President The Sukarno Center ini.
0 Response to "Takut Jembrana Jadi Banyuwangi Kedua, Wedarkarna Minta Pemkab Segera Bangun Sekolah Hindu"
Post a Comment