DEPOK-- Kadang kita sering tertawa berlebihan, mengumbar kesenangan. Sementara disisi lain ada orang lain yang sementara merasakan pahitnya hidup.
Bahkan, beberapa orang hanya memperlihatkan apa yang dia miliki. Kesana kemari mencari sensasi layaknya seorang supermen. Hingga sibuknya, mereka lupa bahwa ada orang lain yang sementara membutuhkan bantuan.
Seperti hal yang dialami pak Nyoman (40) dan anak kesayangannya Putu (15) di Margonda Depok Jabar. Meski tiap hari melewati jalan trotoar yang penung dengan mobil mewah, tetapi tidak ada yang mempedulikanya.
Padahal, anak kesayanganya (Putu) sementara dalam keadaan tidak sehat. Putu menderita penyakit kanker pada bagian lehernya.
Terkadang jika Putu menjerit kesakitan, sang ayah hanya bisa mengoleskan minyak angin ke benjolan kecil di leher Putu sambil meneteskan air mata.
Apa daya, sang ayah tidak mampu membeli obat karena tidak memiliki uang. Bahkan, berdasarkan pengakuan Pak Nyoman mereka tidak memiliki tempat tinggal.
Pak Nyoman, hidup dari satu tempat ke tempat lain sambil menggendong karung di Depok untuk tidur.
Hingga kini, Pak Nyoman hanya menunggu keajaiaban. Mereka berharap ada bantuan dari Pemerintah kota Depok.
Lokasi: Di dekat St. Depok lama. Jam 4 sore mereka biasanya ada di bawah jembatan ga jauh dari lampu merah margonda arah jl. Juanda
Nama bpk itu : I Gsti Nyoman Bima
Asal di Bali : Sanur
Nama ayah : Gusti Lanang
Asal Istri : Majalengka (meninggal 2015)
Pekrjn : Tkg Becak
Alamat : belakang masjid Pasar Anyar BOGOR
Bahkan, beberapa orang hanya memperlihatkan apa yang dia miliki. Kesana kemari mencari sensasi layaknya seorang supermen. Hingga sibuknya, mereka lupa bahwa ada orang lain yang sementara membutuhkan bantuan.
Seperti hal yang dialami pak Nyoman (40) dan anak kesayangannya Putu (15) di Margonda Depok Jabar. Meski tiap hari melewati jalan trotoar yang penung dengan mobil mewah, tetapi tidak ada yang mempedulikanya.
Padahal, anak kesayanganya (Putu) sementara dalam keadaan tidak sehat. Putu menderita penyakit kanker pada bagian lehernya.
Terkadang jika Putu menjerit kesakitan, sang ayah hanya bisa mengoleskan minyak angin ke benjolan kecil di leher Putu sambil meneteskan air mata.
Apa daya, sang ayah tidak mampu membeli obat karena tidak memiliki uang. Bahkan, berdasarkan pengakuan Pak Nyoman mereka tidak memiliki tempat tinggal.
Pak Nyoman, hidup dari satu tempat ke tempat lain sambil menggendong karung di Depok untuk tidur.
Hingga kini, Pak Nyoman hanya menunggu keajaiaban. Mereka berharap ada bantuan dari Pemerintah kota Depok.
Lokasi: Di dekat St. Depok lama. Jam 4 sore mereka biasanya ada di bawah jembatan ga jauh dari lampu merah margonda arah jl. Juanda
Pengakuan Netizen
Nama bpk itu : I Gsti Nyoman Bima
Asal di Bali : Sanur
Nama ayah : Gusti Lanang
Asal Istri : Majalengka (meninggal 2015)
Pekrjn : Tkg Becak
Alamat : belakang masjid Pasar Anyar BOGOR
0 Response to "Kisah Pilu Pak Nyoman Berjuang Demi Anak Tercinta"
Post a Comment