![]() |
Pidato Kedua Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan 2015 |
NEWS-- Dalam pidato ke dua Presiden Joko Widodo Sidang Tahunan yang di gelar Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (14/8), membahas tentang Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta Nota Keuangan Tahun Anggaran 2016.
Di awal pidato, Presiden mengucapkan terima kasih kepada semua fraksi DPR-RI atas berbagai masukan RAPBN Tahun 2016. Menurut Jokowi jika dilihat dari berbagai aspek perekonomian, asumsi ekonomi makro tahun 2016 ditargetkan 5,5 persen. Sedangkan untuk laju inflasi tahun 2016 diperkirakan mencapai 4,7 persen.
Sedangkan untuk perkembangan nilai tukar rupiah, diperkirakan akan berada pada kisaran atau tumbu sebesar Rp13.400 per dolar Amerika Serikat. Rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara 3 bulan, dalam tahun 2016 diasumsikan berada pada tingkat 5,5 persen.
Kemudian untuk, asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia dalam tahun 2016 diperkirakan sebesar 60 dolar Amerika Serikat per barel. Asumsi ini mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi, seperti pasokan dan faktor geopolitik. Demikian dilansir dari twitter resmi @setkabgoid.
Keenam, kapasitas produksi minyak dan gas bumi selama tahun 2016 diperkirakan mencapai 1,985 juta barel setara minyak per hari. yang terdiri dari produksi minyak bumi sebesar 830 ribu barel per hari dan gas bumi sekitar 1,155 juta barel setara minyak per hari. Asumsi dasar ekonomi makro yang ditetapkan tersebut diharapkan dapat mencerminkan kondisi perekonomian yang lebih realistis.
Sedangkan, terkait RAPBN tahun 2016 “penguatan pengelolaan fiskal dlm rangka memperkokoh fundamental pembangunan & pertumbuhan ekonomi yg berkualitas”. Kebijakan perpajakan yg akan dilakukan Pemerintah adalah optimalisasi penerimaan perpajakan tanpa mengganggu iklim investasi dunia usaha. Dalam RAPBN 2016, pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 1.848,1 triliun.Penerimaan perpajakan direncanakan sebesar Rp 1.565,8 triliun.
Dengan penerimaan perpajakan sebesar itu, rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB tahun 2016 mencapai 13,25 persen. Di sisi lain, Pemerintah juga terus mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Dr sisi blanja,peningkatan ruang fiskal ditempuh lwt efisiensi subsidi & belanja operasional, & pengendalian blanja yg wajib dialokasikan.
0 Response to "Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI Menurut Jokowi"
Post a Comment