Reklamasi Teluk Benoa; Beda Kajian, Tergantung Kepentingan

LOKKOLEDO-- Pulau Bali merupakan Pulau yang dijuluki sebagai Pulau yang suci Bagi semua orang Indonesia dan manca negara. Hal ini dikarenakan Bali merupakan Pusat pariwisata yang tak tertandingi yang ada diseluruh Dunia.

Salah satu kawasan Bali yang dijuluki sebagai surga para wisatawan yakni Teluk Benoa. Kawasan ini dikenal juga sebagai kawasan suci pusat ritual Umat Hindu. Di kawasan tersebut terdapar 19 muntig dan 31 pura. Hal inilah yang membuat kawasan tersebut sangat indah.

Ribuan Masyarakat Bali yang bergabung dalam For Bali Demo Telak Reklamasi
Selain keindahan yang dibuat pasang surut air laut secara alamiah tersebut, keindahan juga ditampilkan oleh sawangan, dan loloan. Hal itulah yang membuat tempat ini menjadi disakralkan masyarakat setempat, kata I Wayan Gendo Suardana yang merupakan Kordinator For Bali.

"Kalau Muntig, Loloan dan muara itu di uruk dijadikan pulau, akan mencederai keyakinan masyarakat setempat yang mengsakralkan tempat itu," ujar Gendo.

Namun disis lain Direktur Utama PT TWBI Heru Budi Wasesa mengatakan konsep reklamasi diajukan karena menurut dia di Teluk Benoa telah terjadi sedimentasi besar-besaran. Kualitas mangrove, menurutnya, sudah mulai tergusur pelan-pelan.

"Dari 1.400 Hektare sekarang cuma 900 hektare yang bervegetasi."

Rencanya, kata dia, reklamasi yang dilakukan guna membuat pulau-pulau yang berjarak 100 meter dibentuk untuk menciptakan arus kanal dan manuver kapal-kapal yang sering lewat.

Gendo menjelasakan diteluk benoa hanya ada satu pulau yakni Pulau Pudut dan tidak ada pulau-pulau lain. Jadi dengan membentuk pulau-pulau kecil dapat menyelamatkan pulau Pudut dari hantaman ombak.

"Itu membuat sesuatu yang baru Jelas ini mengubah seluruh tatanan, karena dulu tidak pernah ada pulau-pulau disitu."

Pendapat juga dilontarkan oleh Rektor Universitas Udayana, Ketut Suastika mengataka, sejak 2013, Kajian Universitas Udayan soal reklamasi di Teluk Benoa ditanyatakan tidak layak. Kajian IPB, ITB, ITS, UGM dan Unhas, yang menyatakan rekomendasi itu layak dijalankan di Teluk Benoa, dinilainya hal yang biasa dalam hal penelitian Ilmiah.

Semua itu tanggung jawab peneliti karena tergantung metodologi atau perangkat riset yang digunakan."



0 Response to "Reklamasi Teluk Benoa; Beda Kajian, Tergantung Kepentingan"

Post a Comment