LOKKOLEDO-- "Itu bukan dosa, bukan pula aib. Ajaran Islam mengizinkan kaum lelaki kawin dengan empat orang perempuan sekaligus. Mengapa hal ini seribu kali tidak boleh disebut dosa menurut hukum dan ajaran Islam. Selamanya saya tetap menganggapnya dosa." demikian dikatakan Raden Ajenng Kartini dalam suratnya ke Stella Zeehandelaar (18 Agustus 1900).
Dalam surat itu, Kartini sangat mengecam Al Qur’an karena metode pembelajaranya yang menggunakan bahasa Arab. Ia menganggab pola pengajaran yang dilakukan para pemuka agama sama halnya dengan pola poligami. Karena saat itu, wanita sangat didiskriminasi.
Meski Kartini lahir dalam keluarga Islam, namun dia tidak pernah mengatakan agamanya sebenarnya. Karena dirinya merasa ajaran Islam mendiskriminasi kaum perempuan. Dengan adanya hal tersebut RA Kartini melakukan pencarian jati dirinya. Karena menurutnya semua agama sama. Hal ini terlihat dalam sebuah buku “ Letters from Kartini – Indonesian Feminist 1900 – 1904 yang sempat membuat orang-orang gempar mengenai agama dan keyakinan yang dianut oleh R.A Kartini.
Jepara, October 1903 : Modertje, my moedertje,say something to me, I am so utterly, utterly unhappy. Physically, spiritually broken, I have energy no more. For days already it is as if there is a fire in my head, as my heart is a burning bullet. I am assumed to be still alive, Is this living ? There are worse things then death. And when I am dead, what will that have achieved ? Nothing ! other than that I have obstructed some people, tripped them up in their egotism. …Oh my poor, poor dreams, my poor sisters. The house is as though deserted, the bird no longer chrips, it is lying with broken wing, a broken heart, oh and a heart full of terrible, evil thoughts. Do you despise me,yes ? -it is hard,but still bearable, but that I cannot respect myself, that I cannot bear. My God have mercy, show me the way ! (Letters from Kartini – Indonesian Feminist 1900 – 1904)
Isi surat ini membuat banyak netizen bertanya apa sebenarnya agama R.A Kartini, karena dalam suratnya ia banyak menyebutkan Tuhan. Pramudya Ananta Toer, dalam bukunya ‘ Panggil aku Kartini saja – 1962 ‘ berusaha menggambarkan sosok seorang penganut sinkretisme Kejawen. Pram menulis,
“ Bagi Kartini semua agama sama, sedangkan nilai manusia terletak pada amalnya kepada sesamanya yaitu masyarakat “
“ We say that we trust in God and that is what we will maintain. We want to serve God and not people. If we listen to people then we worship people and not God.” (Kartini, 12 Oktober 1902 )
Inilah pengertian agama menurut beliau
“Tolong menolong dan cinta mencintai , itulah nada dasar segala agama. Agama yang sesungguhnya adalah kebatinan dan agama itu bisa dipeluk baik sebagai Nasrani maupun Islam"
Ada sebuah pengalaman masa kecilnya yang membuat Kartini merasa seperti anak Buddha dan pantang makan daging. Suatu waktu ia sakit keras, dokter yang dipanggilnya tidak bisa menyembuhkan. Lau datang seorang cina yang mencoba menyembuhkan. Ia meminta Kartini meminum abu dari lidi sesaji yang biasa dipakai di klenteng atau vihara. Setelah minum abu lidi tadi, Kartini memang sembuh.
Dari sini sudah bisa tergambarkan apa yang sebenarnya dipeluk oleh R.A Kartini saat itu. Lingkungan berpendidikan dan budaya jawa yang sangat kental membuatnya lebih keKejawen. Ia saat itu masih dalam proses pencarian agama dan jati dirinya.
Saat itu ia merasa Islam tidak pernah memberinya jawaban. Lingkungan Kejawen dan lingkungan pendidikan yang jauh dari Islam membuatnya buta terhadap agama Islam, yang seharusnya adalah agama yang secara tradisional dipeluknya.
Seiring itu, juga RA Kartini mulai bangkit dengan prinsip semua perbuatan yang menyebabkan sesama manusia menderita, dianggapnya sebagai dosa. Dosa ialah menyakiti makhluk lain. Kebutaan akan pemahamannya membuatnya melawan sebuah ajaran yang membuat kaum wanita tertindas, yaitu Poligami.
Ia merasa wanita ada di titik terendah saat itu, dan mimpinya adalah wanita bisa berdiri sejajar dengan lelaki di kemudian hari. Kalau Kartini bisa melihat, mungkin ia bisa tersenyum dari atas sana melihat wanita yang bisa berdiri sejajar dengan pria saat ini. Kartini lahir sebagai seorang Islam, dalam perjalanannya ia banyak mengalami hal yang tak terduga.
“Habis gelap, terbitlah terang” demikian salah satu kutipan dari RA Kartini.
Dalam surat itu, Kartini sangat mengecam Al Qur’an karena metode pembelajaranya yang menggunakan bahasa Arab. Ia menganggab pola pengajaran yang dilakukan para pemuka agama sama halnya dengan pola poligami. Karena saat itu, wanita sangat didiskriminasi.
Meski Kartini lahir dalam keluarga Islam, namun dia tidak pernah mengatakan agamanya sebenarnya. Karena dirinya merasa ajaran Islam mendiskriminasi kaum perempuan. Dengan adanya hal tersebut RA Kartini melakukan pencarian jati dirinya. Karena menurutnya semua agama sama. Hal ini terlihat dalam sebuah buku “ Letters from Kartini – Indonesian Feminist 1900 – 1904 yang sempat membuat orang-orang gempar mengenai agama dan keyakinan yang dianut oleh R.A Kartini.
Jepara, October 1903 : Modertje, my moedertje,say something to me, I am so utterly, utterly unhappy. Physically, spiritually broken, I have energy no more. For days already it is as if there is a fire in my head, as my heart is a burning bullet. I am assumed to be still alive, Is this living ? There are worse things then death. And when I am dead, what will that have achieved ? Nothing ! other than that I have obstructed some people, tripped them up in their egotism. …Oh my poor, poor dreams, my poor sisters. The house is as though deserted, the bird no longer chrips, it is lying with broken wing, a broken heart, oh and a heart full of terrible, evil thoughts. Do you despise me,yes ? -it is hard,but still bearable, but that I cannot respect myself, that I cannot bear. My God have mercy, show me the way ! (Letters from Kartini – Indonesian Feminist 1900 – 1904)
Isi surat ini membuat banyak netizen bertanya apa sebenarnya agama R.A Kartini, karena dalam suratnya ia banyak menyebutkan Tuhan. Pramudya Ananta Toer, dalam bukunya ‘ Panggil aku Kartini saja – 1962 ‘ berusaha menggambarkan sosok seorang penganut sinkretisme Kejawen. Pram menulis,
“ Bagi Kartini semua agama sama, sedangkan nilai manusia terletak pada amalnya kepada sesamanya yaitu masyarakat “
“ We say that we trust in God and that is what we will maintain. We want to serve God and not people. If we listen to people then we worship people and not God.” (Kartini, 12 Oktober 1902 )
Inilah pengertian agama menurut beliau
“Tolong menolong dan cinta mencintai , itulah nada dasar segala agama. Agama yang sesungguhnya adalah kebatinan dan agama itu bisa dipeluk baik sebagai Nasrani maupun Islam"
Ada sebuah pengalaman masa kecilnya yang membuat Kartini merasa seperti anak Buddha dan pantang makan daging. Suatu waktu ia sakit keras, dokter yang dipanggilnya tidak bisa menyembuhkan. Lau datang seorang cina yang mencoba menyembuhkan. Ia meminta Kartini meminum abu dari lidi sesaji yang biasa dipakai di klenteng atau vihara. Setelah minum abu lidi tadi, Kartini memang sembuh.
Dari sini sudah bisa tergambarkan apa yang sebenarnya dipeluk oleh R.A Kartini saat itu. Lingkungan berpendidikan dan budaya jawa yang sangat kental membuatnya lebih keKejawen. Ia saat itu masih dalam proses pencarian agama dan jati dirinya.
Saat itu ia merasa Islam tidak pernah memberinya jawaban. Lingkungan Kejawen dan lingkungan pendidikan yang jauh dari Islam membuatnya buta terhadap agama Islam, yang seharusnya adalah agama yang secara tradisional dipeluknya.
Seiring itu, juga RA Kartini mulai bangkit dengan prinsip semua perbuatan yang menyebabkan sesama manusia menderita, dianggapnya sebagai dosa. Dosa ialah menyakiti makhluk lain. Kebutaan akan pemahamannya membuatnya melawan sebuah ajaran yang membuat kaum wanita tertindas, yaitu Poligami.
Ia merasa wanita ada di titik terendah saat itu, dan mimpinya adalah wanita bisa berdiri sejajar dengan lelaki di kemudian hari. Kalau Kartini bisa melihat, mungkin ia bisa tersenyum dari atas sana melihat wanita yang bisa berdiri sejajar dengan pria saat ini. Kartini lahir sebagai seorang Islam, dalam perjalanannya ia banyak mengalami hal yang tak terduga.
“Habis gelap, terbitlah terang” demikian salah satu kutipan dari RA Kartini.
Forum:suara..
0 Response to "RA Kartini: Ajaran Islam Izinkan Lelaki Kawin 4 Perempuan Selamanya Dosa"
Post a Comment