Tangkis Serangan Lulung Kepada Ahok, Yusril Semakin Bijaksana

LOKKOLEDO-- Pemimpin bijaksana adalah pemimpin yang bisa mengakui kehebatan lawanya. Pasalnya sesorang pemimpin terlihat dari bagaimana dia mengambil keputusan. Seperti misalnya membela jika pernyatan lawan memang benar. Bukan mempertahan kesalahan yang telah terjadi tetapi memperbaiki kesalahn demi kesempurnaan.

Demikian dikatakan Wagiman salah satu mahasiswa UI saat menanggapi sikap Yusril Ihza Mahendra yang mengatakan bahwa audit BPK tidak bisa dievaluasi siapa pun di Indonesia. Menurutnya tindakan yang dilakukan Yusril merupakan suatu sikap pemimpin yang patut diberi jempol. Pasalnya Yusril mulai menampilkan sikap sejati seorang pemimpin.

"Selain pak Ahok, pemimpin yang patut dicontoh adalah pak Yusril. Dia sudah memberi contoh yang baik kepada pemimpin lainya. Yusril bisa membedakan mana yang harus dibela. Itu patut dikasih jempol," kata dia saat ditemui wartawan, Senin, 18 April 2016.

Wagiman mengatakan, apa yang dilakukan Yusril merupakan suatu keputusan yang benar. Pasalnya seseorang pemimpin harus bisa mengalahkan egonya. Bukan bertahan dalam kesalahan.

"Tindakan pak Yusril udah tepat," kata dia saat menanggapi soal langka Yusril membela Ahok dari serangan Haji Lulung.

Hal senada juga dikatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Menurutnya audit BPK tidak bisa dievaluasi siapa pun di Indonesia.

"Bang Yusril sudah baik hati kasih tahu kita. Saya bilang kalau audit BPK itu (seperti) Tuhan, nah Pak Yusril juga bilang kalau audit BPK itu enggak bisa dievaluasi sama siapa pun," kata dia.

Seperti diketahui, sebelumnya, Haji Lulung menantang Ahok untuk menggugat hasil Audit BPK di pengadilan. Haji Lulung juga bernazar akan potong kedua kupingnya bila Ahok benar - benar akan menggugat hasil audit BPK karena Haji Lulung yakin Ahok tidak akan berani karena takut.

Menanggapi Hal itu, Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hanya bisa dinilai oleh BPK negara lain. Penilaian auditor itu terkait benar atau tidaknya hasil audit.

"Audit BPK hanya bisa dinilai oleh auditor negara lain," kata Yusril di Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (15/4/2016).

Antara BPK di setiap negara, kata Yusril, memiliki kerjasama internasional. Sehingga, bisa saling membantu satu sama lain dalam hal mencari ‘second opinion’ terhadap hasil audit.

"Bisa saja BPK Indonesia meminta pada BPK Australia untuk memberikan second opinion terhadap hasil audit yang dia berikan. Itu lebih fair," kata Yusril saat itu.

Bahkan penegak hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menurut Yusril, tidak bisa menilai hasil audit BPK benar atau salah. Sebab, tiga penegak hukum tersebut bukanlah auditor. Hasil audit BPK nantinya bisa jadi alat bukti di persidangan. Sehingga tidak bisa diperdebatkan di publik.

"Kalau mau berdebat di persidangan. Nanti hakim yang menilai apakah itu merupakan alat bukti dapat diterima atau tidak," kata Yusril.

0 Response to "Tangkis Serangan Lulung Kepada Ahok, Yusril Semakin Bijaksana"

Post a Comment