LOKKOLEDO-- Bule pembangkang yang sering membuat warga di Bali menjadi resah ternyata bukan hanya Amokrane Sabet. Sekretaris Desa Sanur Kauh, I Made Dana mengatakan banyak bule yang berada di Sanur Kauh, Denpasar, Bali sering membuat warga tidak nyaman.
Pasalnya beberapa Warga Negara Asing (WNA) yang ada di daerah tersebut, kerap memprotes warga jika ada kegiatan di lakukan oleh masyarakt adat. Menurutnya kekesalan WNA terjadi karena mereka merasa terganggu oleh masyarakat setempat.
"Sering sekali WNA melakukan komplain terhadap kegiatan masyarakat yang dilakukan. Mereka menggap kegiatan masyarakat mengganggu ketenangannya. Padahal menurutnya selama tinggal di wilayan Sanur Kauh mereka sama sekali tidak dikenai biaya apapun. Sedangkan mereka selalu komplain terhadap kegiatan masyarakat setempat," kata dia saat melakukan sidak di Denpasar, Selasa (24/5/2016).
Hal senada juga dikatakan oleh Sekretaris Badan Kesbangpol Denpasar I Gusti Agung Putera Dhyana. Menurutnya para bule mulai melakukan protes terhadap masyarakat karena mereka merasa memiliki hak penuh di daerah tersebut.
Sebab para Bule tersebut sudah memiliki data lengkap di daerah itu. Padahal, kata dia, setiap warga asing yang tinggal di suatu daerah harus mematuhi aturan daerah.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan aparat desa setempat. Menurutnya bebrapa daerah seperti Desa Adat Pemogan, Denpasar telah mengantisipasi setiap permasalahan seperti itu. Untuk itu Desa Adat Pemogan telah membuat perarem (aturan) adat yang mengatur keberadaan WNA asing.
"WNA negara asing harus mematuhi perarem yang kita dengan melapor diri tentang keberadaannya setiap tiga bulan sekali," jelas dia.
Seperti diketahui, Di Desa Sanur Kauh saja, terdapat sekitar 500 WNA yang tinggal menetap di sana. Dari setiap WNA diwajibkan membayar Rp 150 ribu sebagai pajak ijin tinggal. Kemudian di Banjar Gelogor sebanyak 69 orang WNA.
0 Response to "Merasa Memiliki Hak, Bule di Denpasar Sering Protes Warga"
Post a Comment