LOKKKOLEDO-- Puluhan murid SD Katolik Renya Rosari Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tampak riang saat menonton film animasi “Sahabat Pemberani” yang diproduksi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selama beberapa jam, mereka belajar nilai antikorupsi melalui film dan diskusi yang dilakukan Komunitas Pemuda Toraja Anti Korupsi (PETAK) pada Jumat (15/4) lalu.
Komunitas PETAK baru sebulan berdiri, namun telah aktif melakukan sosialisasi antikorupsi ke berbagai lapisan masyarakat, salah satunya sekolah. Dan film animasi ini, menjadi salah satu medium sosialisasi efektif bagi pelajar yang biasa digunakan komunitas ini.
“Kegiatan ini akan membantu para murid untuk memiliki karakter berani dan bersikap jujur, karena potensi korupsi dimulai ketika sikap tersebut tidak tumbuh sejak dini,” ujar Koordinator PETAK Barliani Mariska, yang juga membagikan buku dan stiker antikorupsi.
Film animasi ini, mengisahkan petualangan tiga tokoh cilik, Kirana, Panji dan Krishna, dengan ditemani Kumbi, seekor kumbang yang baik. Pesan kejujuran dan antikorupsi terselip pada setiap cerita sehingga anak-anak bisa memahami dengan mudah.
Komunitas PETAK merupakan gabungan pemuda-pemudi di Tana Toraja yang bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pengetahuan antikorupsi serta bahaya dan dampak dari tindak pidana korupsi.
“Kawan pemuda Toraja ternyata masih banyak yang peduli isu ini. Terbukti relawan dan simpatisan PETAK sudah lebih dari 130 orang, padahal baru lebih dari 1 bulan PETAK berdiri,” ujar Pendiri PETAK Mangatta Toding Allo.
Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Sujanarko mengapresiasi setiap inisiatif yang dating dari masyarakat dalam kampanye dan pendidikan antikorupsi. Ini merupakan bukti bahwa masih banyak masyarakat yang peduli dan mau ambil bagian dalam program pencegahan korupsi.
“Tentu saja KPK tak bias bekerja sendiri. Dan setiap upaya masyarakat seperti ini, patut diapresiasi sebab kerja di bidang pencegahan korupsi adalah kerja besar untuk membangun kesadaran dan keterlibatan yang lebih nyata,” katanya.
Komunitas PETAK baru sebulan berdiri, namun telah aktif melakukan sosialisasi antikorupsi ke berbagai lapisan masyarakat, salah satunya sekolah. Dan film animasi ini, menjadi salah satu medium sosialisasi efektif bagi pelajar yang biasa digunakan komunitas ini.
“Kegiatan ini akan membantu para murid untuk memiliki karakter berani dan bersikap jujur, karena potensi korupsi dimulai ketika sikap tersebut tidak tumbuh sejak dini,” ujar Koordinator PETAK Barliani Mariska, yang juga membagikan buku dan stiker antikorupsi.
Film animasi ini, mengisahkan petualangan tiga tokoh cilik, Kirana, Panji dan Krishna, dengan ditemani Kumbi, seekor kumbang yang baik. Pesan kejujuran dan antikorupsi terselip pada setiap cerita sehingga anak-anak bisa memahami dengan mudah.
Komunitas PETAK merupakan gabungan pemuda-pemudi di Tana Toraja yang bertujuan mengedukasi masyarakat tentang pengetahuan antikorupsi serta bahaya dan dampak dari tindak pidana korupsi.
“Kawan pemuda Toraja ternyata masih banyak yang peduli isu ini. Terbukti relawan dan simpatisan PETAK sudah lebih dari 130 orang, padahal baru lebih dari 1 bulan PETAK berdiri,” ujar Pendiri PETAK Mangatta Toding Allo.
Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Sujanarko mengapresiasi setiap inisiatif yang dating dari masyarakat dalam kampanye dan pendidikan antikorupsi. Ini merupakan bukti bahwa masih banyak masyarakat yang peduli dan mau ambil bagian dalam program pencegahan korupsi.
“Tentu saja KPK tak bias bekerja sendiri. Dan setiap upaya masyarakat seperti ini, patut diapresiasi sebab kerja di bidang pencegahan korupsi adalah kerja besar untuk membangun kesadaran dan keterlibatan yang lebih nyata,” katanya.
0 Response to "Mengajarkan Kejujuran pada Anak Toraja"
Post a Comment